music

Monday, 15 December 2014

Peran IPTEK dalam Pembangunan Lingkungan

Defenisi IPTEK
Menurut Robert Shaw dan Janet Shaw (1970) ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh dengan belajar eksperimen, Keseluruhan daripada kebenaran-kebenaran utama yang teratur, diperoleh karena pengetahuan sebab akibat dan dapat dibedakan dengan ilmu karena sudut pandangannya.
Menurut Harsojo (1972) ilmu sebagai akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan atau kesatuan pengetahuan yang terorganisasikan dan memiliki ciri-ciri: ilmu itu rasional, ilmu itu bersifat empiris, ilmu itu bersifat umum, ilmu itu bersifat akumulatif.
Defenisi ilmu (Science) dari International webste’s Dictionary (1987) : Science is accumulated knowledge which is systemized and formulated with reference to the discoveries of general truth of operation laws. Terungkap bahwa secara sederhana ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi, diorganisasi , disistematisasi dan diinterpretasi yang menghasilkan kebenaran objektif yang sudah diuji dan dapat diuji ulang secara ilmiah.
Setiap ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian tertentu. Dari sudut pandang filsafat ilmu, suatu pengetahuan dapat dikategorikan sebagai ilmu apabila memnuhi ketiga unsur pokok dari suatu ilmu, yaitu ontology (memiliki objek studi), epistimologi (memiliki metode kerja) dan aksiologi (memiliki nilai kegunaan).
Terkadang makna dari ilmu dan pengetahuan hampir sama persis, namun ada beberapa hal yang membedakannya. Pada dasarnya ilmu (science) lebih cenderung merupakan akumulasi, kesatuan, keseluruhan dari kebenaran-kebenaran utama yang teratur (pengetahuan) yang bersifat empiris dan rasional. Berikut defenisi pengetahuan sehingga dapat lebih memperjelas perbedaan makna kedua istilah antara ilmu dan pengetahuan.
Istilah pengetahuan dalam keseharian memiliki konsep “Knowledge“, bukan termasuk dalam konsep “Science“. Pengetahuan dapat diartikan sebagai segala yang diketahui dan diperoleh berdasarkan pengalaman-pengalaman (Knowledge).
Menurut ahli sosiologi, Soekanto (1975) mendefinisikan pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan pancainderanya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan (beliefs), takhayul (superstitions) dan penerangan-penerangan yang keliru ( miss informations).
Selain dapat dimaknai dengan masing-masing maknanya, secara satu kesatuan dapat dilapalkan yakni ilmu pengetahuan. Jika secara utuh dilapalkan, ilmu pengetahuan mempunyai makna sebagai pengetahuan (knowledge) yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pikiran, pengetahuan mana selalu dapat diperiksa dan ditelaah dengan kritis oleh setiap orang lain yang ingin mengetahuinya.
Dari pernyataan di atas, dapat ditarik intisarinya bahwa unsur-unsur dari satu kesatuan makna ilmu pengetahuan adalah:
a. Pengetahuan (knowledge)
b. Tersusun secara ilmiah, sistematis
c. Menggunakan pemikiran
d. Dapat ditelaah secara kritis oleh orang lain atau umum (objektif)
Berbagai uraian di atas nampak ilmu pengetahuan merupakan produk budaya manusia. Banyak pengalaman, tantangan, masalah selalu mengintai manusia dalam perjalanan hidupnya menjadi terakumulasi dalam suatu bentuk pengetahuan yang kemudian secara ilmiah dan sistematis menjadi ilmu. Pada akhirnya terbentuk suatu alat, benda yang berwujud, hasil dari intisari suatu ilmu pengetahuan. Suatu bentuk tersebut dapat membantu memudahkan manusia dalam setiap kegiatannya yang disebut teknologi.
Defenisi Lingkungan
Pengertian lingkungan hidup menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1997 adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan serta makhluk hidup lainnya.
Di dalam lingkungan hidup kita jumpai berbagai benda, daya dan keadaan yang memungkinkan manusia dan atau makhluk hidup lainnya dapat hidup dan berkembang biak. Benda-benda yang dimaksud antara lain dapat berupa semua benda hidup dan mati yang dapat atau tidak dapat dimanfaatkan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya seperti batuan, benda-benda tambang, tanah dan lahan, tumbuh-tumbuhan, udara dan berbagai zat dan sebagainya. Keadaan yang dimaksud dalam lingkungan hidup antara lain: iklim, cuaca, suasana, kesuburan tanah dan lain sebagainya. Sementara itu, daya terkandung makna tenaga atau energi serta komponen untuk bergerak dan berubah. Tenaga atau energi yang ada di alam semesta ini seperti: panas bumi, panas matahari, tenaga angin dan air, serta yang dihasilkan dari hasil karya manusia dengan ilmu dan teknologinya.
Dari pengertian tersebut di atas nampak bahwa manusia merupakan bagian dari lingkungan hidup. Manusia mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya. Kondisi saling mempengaruhi ini berbeda antara satu wilayah dengan wilayah lainnya dan antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
Semula lingkungan hidup hanya mencakup lingkungan yang sudah ada secara alamiah. Tetapi lambat-laun manusia memiliki kemampuan merubah keadaan lingkungan. Kota dibangun, sungai dibendung, hewan dijinakkan dan diternakkan, cara-cara pertanian memakai bahan kimia, dan lainnya yang menimbulkan lingkungan hidup baru buatan manusia. Dengan hal tersebut, ternyata lingkungan hidup berkembang seiring waktu.
Jika kita perhatikan keadaan di sekitar kita maka yang segera dapat kita kenal adalah lingkungan fisik seperti keadaan rumah tempat tinggal, halaman dengan berbagai tumbuhan yang ada, binatang piaraan seperti kucing, anjing, burung, ayam, kelinci, kambing dan lainnya. Bukan itu saja tetapi juga termasuk tikus, cicak, kecoa dan bahkan kutu di rambut, cacing di dalam perut dan dihalaman sampai kutu air di kamar mandi kita.
Secara umum fakta saat ini menunjukkan jumlah manusia terus meningkat dengan pesat. Sejumlah wilayah semakin padat dengan penduduk. Timbullah hubungan timbal balik yang lebih erat antara manusia lainnya yang kemudian muncul masalah lingkungan hidup sosial yang tadinya belum dikenal.
Kemampuan manusia mngubah alam dan membuat hal-hal yang baru turut mempengaruhi keseimbangan lingkungan hidup. Apabila lingkungan hidup terganggu keseimbangannya, maka timbul reaksi dan bangkitlah kekuatan-kekuatan balasan, baik dari alam maupun dari manusia yang bisa melahirkan permasalahan lingkungan hidup. Sekarang, betapa nampak banyak permasalahan lingkungan hidup yang disebabkan ulah tangan manusia dan kembali menghantui kelangsungan hidup manusia.
Makin hari permasalahan lingkungan hiduo makin bertambah, bahkan mengintai kelangsungan hidup manusia. Manusia cenderung berupaya dengan terus meningkatkan IPTEK guna menjadi solusi dan alat dalam pengelolaan permasalahan lingkungan hidup.
PERANAN IPTEK DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Bagi manusia, alam lingkungan merupakan sumberdaya yang menjamin kehidupan dan sekaligus juga menjadi tantangan. Dari lingkungan, manusia memperoleh apa yang dibutuhkan yang dari waktu ke waktu terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah mereka.
Berbagai cara dan metode yang lebih efektif digunakan manusia untuk memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan. Tantangan tersebut, menjadi mendesak untuk segera diatasi mengingat berbagai masalah lingkungan yang ujungnya berdampak buruk abgi manusia itu sendiri. Dasar atau cara berpikir seperti ini penting sebagai landasan dan motivasi kuat agar manusia lebih serius dalam mengelola lingkungan yang berkelanjutan.
Persaingan antarmanusia untuk memperoleh keuntungan dari sumber daya alam semakin ketat. Karena itu, saat ini dan di masa-masa mendatang, alam lingkungan dengan sumber dayanya menjadi tantangan yang senantiasa wajib diperhitungkan. Di sinilah terletak tuntutan pemanfaatan kemampuan iintelektual.
Pengalaman, tantangan dan masalah yang selalu mengikuti perjalanan hidup manusia, terakumulasi menjadi pengetahuan yang kemudian menjadi ilmu yang berharga bagi kepentingan pemenuhan kehidupan manusia sendiri. Masalah dan tantangan makin mempertajam pikiran manusia yang membawa kemajuan ilmu pengetahuan. Dengan demikian, ilmu pengetahuan tersebut tidak dapat dilepaskan dari perkembangan pikiran atau kemampuan intelektual manusia. Dengan perkataan lain, ilmu pengetahuan merupakan produk akal atau budaya manusia.
Pengalaman dan pengetahuan , tidak hanya sekedar konsep yang melekat pada benak manusia yang memilikinya, namun menjadi kita untuk mengungkapkan kinerja membatu serta memudahkan pekerjaan mencapai suatu tujuan, terutama memnuhi tuntutan kebutuhan. Karena itu, bagaimanapun sederhananya tingkat budaya masyarakat, mereka telah memiliki pengalaman dan pengetahuan serta telah memanfaatkanya dalam bentuk “Teknologi” untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengelompokan masyarakat manusia mnejadi maysarakat terbelakang, sedang berkembang dan maju, sesungguhnya didasarkan atas penguasaan mereka terhadap “Pengetahuan dan teknologi”, bukan sekedar didasarkan atas tinggi-rendahnya martabat mereka.
Dinamika perkembangan IPTEK dalam perjalanan ruang dan waktu tampaknya akan terus menerus menjadi tumpuan untuk menjadi penyerasi dan penyelaras interaksi manusia dengan sumber daya alam yang terkandung dalam lingkungan hidupnya.
IPTEK menjadi unsur penting dalam pengelolaan lingkungan. IPTEK dapat menjadikan limbah hasil dari pemanfaatan sumber daya alam menjadi bahan komoditi yang bernilai bagi manusia dan lingkungan. Jelaslah secara alamiah penggunaan teknologi oleh manusia itu menyebabkan kedudukan dan fungsi dalam ekosistem berubah menjadi transendental terhadap kelompoknya sebagai makhluk hidup hewani.
Secara sadar ataupun tidak, teknologi mempunyai dampak yang positif, juga mempunyai dampak negatif. Setiap kali teknologi digunakan untuk menjembatani pengalaman kita di dunia, kita mendapatkan kekuatan tetapi dalam prosesnya kita juga kehilangan sesuatu. Meningkatnya produktivitas tahap perakitan di pabrik misalnya membutuhkan banyak pekerja untuk mengerjakan tugas-tugas yang sama berulang-ulang sehingga mereka kehilangan rasa keterkaitan terhadap proses kreatif dan begitu pula penghargaan terhadap tujuan mereka.
Tentu saja, dapak teknologi pada kehidupan kita jauh melampaui dampaknya pada metode pengolahan informasi kita. Seringkali kekaguman kita dengan teknologi menggusur kekaguman kita terhadap keajaiban lama yang dulu ada. Ketika kita berusaha meningkatkan kemampuan kita secara khusus untuk mendapatkan apa yang kita perlukan dari bumi, kita melakukannya dengan mengorbankan kemampuan kemampuan bumi untuk memenuhi apa yang kita butuhkan secara alami. Kenyataannya kita memang perlu membuat keputusan strategis untuk mempercepat perkembangan teknologi-teknologi baru. Tetapi setiap kasus, keberhasilan memerlukan perhatian seksama terhadap cara kita berhubungan dengan lingkungan hidup melalui teknolgi canggih yang mungkin terjadi terhadap hubungan tersebut. Paham lingkungan hidup arti yang mendalam, dan yang lebih peduli dengan ekologi seluruh bumi, kini timbul dari dalam bagian diri kita yang mempunyai pengetahaun lebih besar, yang mengetahui cara mengkonsolidasi, melindungi, dan melestariakan hal-hal yang kita sayangi sebelum kita memanipulasi dan mengubahnya.
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Berbicara mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi serta lingkungan hidup akan berbicara pula pembangunan. Dalam pembangunan dimanapun tiga serangkai yakni sumberdaya manusia, sumberdaya alam serta ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan modal penting yang tak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.
Sesungguhnya pembangunan telah berjalan ratusan tahun di dunia, namun baru pada tahun 1972 dunia mulai sadar dan cemas akan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Bahkan akhir-akhir ini banyak negara-negara maju melaksanakan kebijaksanaan pengembangan lingkungan hidup secara nasional. Tetapi, inti permasalahan lingkungan hidup di negeri maju berkaitan dengan hasil dan akibat kemajuan ekonomi, sehingga pemikiran yang berkembang di bidang lingkungan hidup berlaku terutama untuk menanggapi masalah-masalah yang khas dijumpai di negara-negara maju. Dahulu kemampuan manusia mengolah sumber daya alam masih terbatas, sehingga tidak sampai mengganggu keseimbangan alam. Tetapi kemudian ada “hal-hal” yang mampu menggoncangkan keseimbangan lingkungan hidup. Menurut Emil Salim (1979) “hal-hal” tersebut adalah perkembangan teknologi dan akibat ledakan penduduk.
Perkembangan teknologi dan ledakan penduduk tidak terlepas dari dampak baik secara langsung maupun tidak langsung pembangunan. Sekarang saatnya pembangunan berpihak dan mulai memikirkan lingkungan hidup tempat kelangsungan hidup manusia. Muncullah istilah pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Pengertian Pembangunan Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan
Istilah berkelanjutan berasal dari bahasa Inggris yaitu Sustainability. Istilah ini menunjukkan besarnya hasil yang dapat diperoleh secara lestari. Tujuan ini dapat tercapai apabila hasil yang maksimum itu tidak melebihi kemampuan sumber daya yang ada untuk pulih kembali setelah dimanfaatkan. Dengan perkataan lain, laju pemanfaatan itu harus lebih kecil atau sama dengan laju proses pemulihan sumber daya tersebut sehingga pemanfaatan itu terdukung oleh sumber daya.
Menurut Komisi Dunia untuk Pembangunan dan Lingkungan PBB, pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang tanpa kompromi akan tetap memelihara sumber daya alam (SDA) atau lingkungan hidup untuk kepentingan generasi masa mendatang.
Brundtland (dalam Supardi, 1994: 205) mengemukakan bahwa pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai pembangunan untuk memnuhi kebutuhan sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Undang-Undang No.4 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa: Pembangunan berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan terencana dalam menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana bagi berbagai kegiatan manusia secara berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidupnya.
Berdasarkan uraian tersebut, pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan lebih menekankan suatu upaya sadar dan terencana mensinergikan sumber daya manusia, sumber daya alam serta IPTEK secara bijaksana dan berkesinambungan untuk kepentingan generasi masa datang.

Dari diagram di atas nampak bahwa rencana-rencana pembangunan merupakan integrasi bidang biogeofisik, sosial ekonomi dan sosial budaya (P). Bidang biogeofisik menggambarkan kemampuan daya dukung alam (lingkungan) secara biogeofisik yang memiliki makna totalitas dari unsur-unsur sumber daya alam yang menunjukkan kemampuan sekaligus keterbatasan untuk mendukung rencana-rencana pembangunan. Bidang sosial ekonomi dan sosial budaya merupakan perwujudan dari kemampuan sumber daya manusia. Jika pembangunan hanya 2 bidang saja (Q,R,S) diperkirakan akan mengandung resiko besar. Ada hal lain yang perlu pemikiran seperti kemampuan IPTEK yang dapat menjadi sarana untuk memecahkan permasalahan pembangunan dengan menjadi penghubung antara keselarasan interaksi 3 bidang. Kemampuan IPTEK (garis putus-putus pada bagan) menjadi langkah yang solutif untuk sebagal masalah. Tetapi jika IPTEK hanya bekerja atau beroperasi di wilayah 1 bidang dan 2 bidang maka akan menimbulkan resiko yang sangat besar. Dengan kata lain, IPTEK itu sendiri menjadi solusi yang efektif dan efesien jika kemampuannya dipergunakan dalam mengatasi keselarasan interaksi 3 bidang (P).
Ciri Pembangunan Berkelanjutan
Menurut Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan, Pembangunan Berkelanjutan adalah pembangunan yang memnuhi kebutuhan kita sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pembangunan berkelanjutan tidak hanya sebatas mengejar pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan tetapi lebih dari itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Upaya pembangunan untuk kesejahteraan manusia tidak diikuti oleh polusi atau pencemaran yang melampaui ambang batas sebagai akibat aktivitas pembangunan itu sendiri.
2. Pembangunan tidak mengganggu keseimbangan ekologis, misalnya pemabngunan pertanian atau pembangunan kota yang mengurangi luas hutan secara berlebihan, sehingga banyak spesies yang punah
3. Pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui secara bijaksana.
4. Sumberdaya alam yang dapat diperbaharui dikembangkan untuk melindungi atau menguranngi penggunaan sumberdaya alam yang tak dapat diperbaharui dan memberikan kemampuan untuk membangun bagi generasi yang akan datang.
5. Pemanfaatan kemajuan IPTEK sebagai langkah untuk mengurangi masalah yang akan muncul sebagai akibat dari pembangunan dengan memperhatikan keselarasan dan keseimbangan antara 3 bidang.
6. Perencanaan pembangunan yang berlandaskan penelitian dan riset-riset serta undang-undang yang berlaku dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan manusia.

Bagan diatas menunjukkan bahwa IPTEK menjadi unsur penting dalam pengelolaan pembangunan berkelanjutan. Dengan pemanfaatan IPTEK akan mengurangi permasalahan yang ditimbulkan dari pembangungan terutama dalamDepartemen Pekerjaan Umum.


Sumber-sumber

·          Detik.com
·         Buku Soeriaatmadka tahun 2000
·         Wikipedia.com
·         Website Departemen Pekerjaan Umum
·         http://thomsonmalau.blogdetik.com/2013/11/16/peran-iptek-dalam-pembangunan-berkelanjutan/
·         Website Kementrian Komunikasi dan Informasi
·         Website Dinas Pendidikan
·         Google books
·         Kamus Besar Bahasa Indonesia

No comments:

Post a Comment