Defenisi IPTEK
Menurut Robert Shaw dan Janet Shaw (1970) ilmu adalah
pengetahuan yang diperoleh dengan belajar eksperimen, Keseluruhan daripada
kebenaran-kebenaran utama yang teratur, diperoleh karena pengetahuan sebab
akibat dan dapat dibedakan dengan ilmu karena sudut pandangannya.
Menurut Harsojo (1972) ilmu sebagai akumulasi pengetahuan
yang disistematisasikan atau kesatuan pengetahuan yang terorganisasikan dan
memiliki ciri-ciri: ilmu itu rasional, ilmu itu bersifat empiris, ilmu itu
bersifat umum, ilmu itu bersifat akumulatif.
Defenisi ilmu (Science) dari International webste’s
Dictionary (1987) : Science is accumulated knowledge which is systemized and
formulated with reference to the discoveries of general truth of operation laws.
Terungkap bahwa secara sederhana ilmu adalah pengetahuan yang sudah
diklasifikasi, diorganisasi , disistematisasi dan diinterpretasi yang
menghasilkan kebenaran objektif yang sudah diuji dan dapat diuji ulang secara
ilmiah.
Setiap ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian
tertentu. Dari sudut pandang filsafat ilmu, suatu pengetahuan dapat
dikategorikan sebagai ilmu apabila memnuhi ketiga unsur pokok dari suatu ilmu,
yaitu ontology (memiliki objek studi), epistimologi (memiliki metode kerja) dan
aksiologi (memiliki nilai kegunaan).
Terkadang makna dari ilmu dan pengetahuan hampir sama persis,
namun ada beberapa hal yang membedakannya. Pada dasarnya ilmu (science) lebih cenderung merupakan akumulasi,
kesatuan, keseluruhan dari kebenaran-kebenaran utama yang teratur (pengetahuan)
yang bersifat empiris dan rasional. Berikut defenisi pengetahuan sehingga dapat
lebih memperjelas perbedaan makna kedua istilah antara ilmu dan pengetahuan.
Istilah pengetahuan dalam keseharian memiliki konsep “Knowledge“, bukan termasuk dalam konsep “Science“. Pengetahuan dapat diartikan sebagai segala
yang diketahui dan diperoleh berdasarkan pengalaman-pengalaman (Knowledge).
Menurut ahli sosiologi, Soekanto (1975) mendefinisikan
pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan
pancainderanya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan (beliefs), takhayul (superstitions)
dan penerangan-penerangan yang keliru ( miss informations).
Selain dapat dimaknai dengan masing-masing maknanya, secara
satu kesatuan dapat dilapalkan yakni ilmu pengetahuan. Jika secara utuh
dilapalkan, ilmu pengetahuan mempunyai makna sebagai pengetahuan (knowledge) yang tersusun secara sistematis dengan
menggunakan kekuatan pikiran, pengetahuan mana selalu dapat diperiksa dan
ditelaah dengan kritis oleh setiap orang lain yang ingin mengetahuinya.
Dari pernyataan di atas, dapat ditarik intisarinya bahwa
unsur-unsur dari satu kesatuan makna ilmu pengetahuan adalah:
a. Pengetahuan (knowledge)
b. Tersusun secara ilmiah, sistematis
c. Menggunakan pemikiran
d. Dapat ditelaah secara kritis oleh orang lain atau umum
(objektif)
Berbagai uraian di atas nampak ilmu pengetahuan merupakan
produk budaya manusia. Banyak pengalaman, tantangan, masalah selalu mengintai
manusia dalam perjalanan hidupnya menjadi terakumulasi dalam suatu bentuk
pengetahuan yang kemudian secara ilmiah dan sistematis menjadi ilmu. Pada
akhirnya terbentuk suatu alat, benda yang berwujud, hasil dari intisari suatu
ilmu pengetahuan. Suatu bentuk tersebut dapat membantu memudahkan manusia dalam
setiap kegiatannya yang disebut teknologi.
Defenisi Lingkungan
Pengertian lingkungan hidup menurut Undang-Undang Republik
Indonesia No. 23 Tahun 1997 adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan serta makhluk hidup
lainnya.
Di dalam lingkungan hidup kita jumpai berbagai benda, daya
dan keadaan yang memungkinkan manusia dan atau makhluk hidup lainnya dapat
hidup dan berkembang biak. Benda-benda yang dimaksud antara lain dapat berupa
semua benda hidup dan mati yang dapat atau tidak dapat dimanfaatkan oleh
manusia dan makhluk hidup lainnya seperti batuan, benda-benda tambang, tanah
dan lahan, tumbuh-tumbuhan, udara dan berbagai zat dan sebagainya. Keadaan yang
dimaksud dalam lingkungan hidup antara lain: iklim, cuaca, suasana, kesuburan
tanah dan lain sebagainya. Sementara itu, daya terkandung makna tenaga atau
energi serta komponen untuk bergerak dan berubah. Tenaga atau energi yang ada
di alam semesta ini seperti: panas bumi, panas matahari, tenaga angin dan air,
serta yang dihasilkan dari hasil karya manusia dengan ilmu dan teknologinya.
Dari pengertian tersebut di atas nampak bahwa manusia
merupakan bagian dari lingkungan hidup. Manusia mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh lingkungannya. Kondisi saling mempengaruhi ini berbeda antara satu wilayah
dengan wilayah lainnya dan antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
Semula lingkungan hidup hanya mencakup lingkungan yang sudah
ada secara alamiah. Tetapi lambat-laun manusia memiliki kemampuan merubah
keadaan lingkungan. Kota dibangun, sungai dibendung, hewan dijinakkan dan
diternakkan, cara-cara pertanian memakai bahan kimia, dan lainnya yang
menimbulkan lingkungan hidup baru buatan manusia. Dengan hal tersebut, ternyata
lingkungan hidup berkembang seiring waktu.
Jika kita perhatikan keadaan di sekitar kita maka yang segera
dapat kita kenal adalah lingkungan fisik seperti keadaan rumah tempat tinggal,
halaman dengan berbagai tumbuhan yang ada, binatang piaraan seperti kucing,
anjing, burung, ayam, kelinci, kambing dan lainnya. Bukan itu saja tetapi juga
termasuk tikus, cicak, kecoa dan bahkan kutu di rambut, cacing di dalam perut
dan dihalaman sampai kutu air di kamar mandi kita.
Secara umum fakta saat ini menunjukkan jumlah manusia terus
meningkat dengan pesat. Sejumlah wilayah semakin padat dengan penduduk.
Timbullah hubungan timbal balik yang lebih erat antara manusia lainnya yang
kemudian muncul masalah lingkungan hidup sosial yang tadinya belum dikenal.
Kemampuan manusia mngubah alam dan membuat hal-hal yang baru
turut mempengaruhi keseimbangan lingkungan hidup. Apabila lingkungan hidup
terganggu keseimbangannya, maka timbul reaksi dan bangkitlah kekuatan-kekuatan
balasan, baik dari alam maupun dari manusia yang bisa melahirkan permasalahan
lingkungan hidup. Sekarang, betapa nampak banyak permasalahan lingkungan hidup
yang disebabkan ulah tangan manusia dan kembali menghantui kelangsungan hidup
manusia.
Makin hari permasalahan lingkungan hiduo makin bertambah,
bahkan mengintai kelangsungan hidup manusia. Manusia cenderung berupaya dengan
terus meningkatkan IPTEK guna menjadi solusi dan alat dalam pengelolaan
permasalahan lingkungan hidup.
PERANAN IPTEK DALAM PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
Bagi manusia, alam lingkungan merupakan sumberdaya yang
menjamin kehidupan dan sekaligus juga menjadi tantangan. Dari lingkungan,
manusia memperoleh apa yang dibutuhkan yang dari waktu ke waktu terus meningkat
seiring dengan meningkatnya jumlah mereka.
Berbagai cara dan metode yang lebih efektif digunakan manusia
untuk memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan. Tantangan tersebut,
menjadi mendesak untuk segera diatasi mengingat berbagai masalah lingkungan
yang ujungnya berdampak buruk abgi manusia itu sendiri. Dasar atau cara
berpikir seperti ini penting sebagai landasan dan motivasi kuat agar manusia
lebih serius dalam mengelola lingkungan yang berkelanjutan.
Persaingan antarmanusia untuk memperoleh keuntungan dari
sumber daya alam semakin ketat. Karena itu, saat ini dan di masa-masa
mendatang, alam lingkungan dengan sumber dayanya menjadi tantangan yang
senantiasa wajib diperhitungkan. Di sinilah terletak tuntutan pemanfaatan
kemampuan iintelektual.
Pengalaman, tantangan dan masalah yang selalu mengikuti
perjalanan hidup manusia, terakumulasi menjadi pengetahuan yang kemudian
menjadi ilmu yang berharga bagi kepentingan pemenuhan kehidupan manusia
sendiri. Masalah dan tantangan makin mempertajam pikiran manusia yang membawa
kemajuan ilmu pengetahuan. Dengan demikian, ilmu pengetahuan tersebut tidak
dapat dilepaskan dari perkembangan pikiran atau kemampuan intelektual manusia.
Dengan perkataan lain, ilmu pengetahuan merupakan produk akal atau budaya
manusia.
Pengalaman dan pengetahuan , tidak hanya sekedar konsep yang
melekat pada benak manusia yang memilikinya, namun menjadi kita untuk
mengungkapkan kinerja membatu serta memudahkan pekerjaan mencapai suatu tujuan,
terutama memnuhi tuntutan kebutuhan. Karena itu, bagaimanapun sederhananya
tingkat budaya masyarakat, mereka telah memiliki pengalaman dan pengetahuan
serta telah memanfaatkanya dalam bentuk “Teknologi” untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Pengelompokan masyarakat manusia mnejadi maysarakat terbelakang,
sedang berkembang dan maju, sesungguhnya didasarkan atas penguasaan mereka
terhadap “Pengetahuan dan teknologi”, bukan sekedar didasarkan atas
tinggi-rendahnya martabat mereka.
Dinamika perkembangan IPTEK dalam perjalanan ruang dan waktu
tampaknya akan terus menerus menjadi tumpuan untuk menjadi penyerasi dan
penyelaras interaksi manusia dengan sumber daya alam yang terkandung dalam
lingkungan hidupnya.
IPTEK menjadi unsur penting dalam pengelolaan lingkungan.
IPTEK dapat menjadikan limbah hasil dari pemanfaatan sumber daya alam menjadi
bahan komoditi yang bernilai bagi manusia dan lingkungan. Jelaslah secara
alamiah penggunaan teknologi oleh manusia itu menyebabkan kedudukan dan fungsi
dalam ekosistem berubah menjadi transendental terhadap kelompoknya sebagai
makhluk hidup hewani.
Secara sadar ataupun tidak, teknologi mempunyai dampak yang
positif, juga mempunyai dampak negatif. Setiap kali teknologi digunakan untuk
menjembatani pengalaman kita di dunia, kita mendapatkan kekuatan tetapi dalam
prosesnya kita juga kehilangan sesuatu. Meningkatnya produktivitas tahap
perakitan di pabrik misalnya membutuhkan banyak pekerja untuk mengerjakan
tugas-tugas yang sama berulang-ulang sehingga mereka kehilangan rasa
keterkaitan terhadap proses kreatif dan begitu pula penghargaan terhadap tujuan
mereka.
Tentu saja, dapak teknologi pada kehidupan kita jauh
melampaui dampaknya pada metode pengolahan informasi kita. Seringkali kekaguman
kita dengan teknologi menggusur kekaguman kita terhadap keajaiban lama yang
dulu ada. Ketika kita berusaha meningkatkan kemampuan kita secara khusus untuk
mendapatkan apa yang kita perlukan dari bumi, kita melakukannya dengan
mengorbankan kemampuan kemampuan bumi untuk memenuhi apa yang kita butuhkan
secara alami. Kenyataannya kita memang perlu membuat keputusan strategis untuk
mempercepat perkembangan teknologi-teknologi baru. Tetapi setiap kasus,
keberhasilan memerlukan perhatian seksama terhadap cara kita berhubungan dengan
lingkungan hidup melalui teknolgi canggih yang mungkin terjadi terhadap
hubungan tersebut. Paham lingkungan hidup arti yang mendalam, dan yang lebih
peduli dengan ekologi seluruh bumi, kini timbul dari dalam bagian diri kita
yang mempunyai pengetahaun lebih besar, yang mengetahui cara mengkonsolidasi,
melindungi, dan melestariakan hal-hal yang kita sayangi sebelum kita
memanipulasi dan mengubahnya.
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN
BERWAWASAN LINGKUNGAN
Berbicara mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi serta
lingkungan hidup akan berbicara pula pembangunan. Dalam pembangunan dimanapun
tiga serangkai yakni sumberdaya manusia, sumberdaya alam serta ilmu pengetahuan
dan teknologi merupakan modal penting yang tak dapat dipisahkan satu dengan
yang lain.
Sesungguhnya pembangunan telah berjalan ratusan tahun di
dunia, namun baru pada tahun 1972 dunia mulai sadar dan cemas akan pencemaran
dan kerusakan lingkungan. Bahkan akhir-akhir ini banyak negara-negara maju
melaksanakan kebijaksanaan pengembangan lingkungan hidup secara nasional.
Tetapi, inti permasalahan lingkungan hidup di negeri maju berkaitan dengan
hasil dan akibat kemajuan ekonomi, sehingga pemikiran yang berkembang di bidang
lingkungan hidup berlaku terutama untuk menanggapi masalah-masalah yang khas
dijumpai di negara-negara maju. Dahulu kemampuan manusia mengolah sumber daya
alam masih terbatas, sehingga tidak sampai mengganggu keseimbangan alam. Tetapi
kemudian ada “hal-hal” yang mampu menggoncangkan keseimbangan lingkungan hidup.
Menurut Emil Salim (1979) “hal-hal” tersebut adalah perkembangan teknologi dan
akibat ledakan penduduk.
Perkembangan teknologi dan ledakan penduduk tidak terlepas
dari dampak baik secara langsung maupun tidak langsung pembangunan. Sekarang
saatnya pembangunan berpihak dan mulai memikirkan lingkungan hidup tempat
kelangsungan hidup manusia. Muncullah istilah pembangunan berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan.
Pengertian Pembangunan
Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan
Istilah berkelanjutan berasal dari bahasa Inggris yaitu Sustainability. Istilah ini menunjukkan besarnya
hasil yang dapat diperoleh secara lestari. Tujuan ini dapat tercapai apabila
hasil yang maksimum itu tidak melebihi kemampuan sumber daya yang ada untuk
pulih kembali setelah dimanfaatkan. Dengan perkataan lain, laju pemanfaatan itu
harus lebih kecil atau sama dengan laju proses pemulihan sumber daya tersebut
sehingga pemanfaatan itu terdukung oleh sumber daya.
Menurut Komisi Dunia untuk Pembangunan dan Lingkungan PBB,
pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang tanpa kompromi akan tetap
memelihara sumber daya alam (SDA) atau lingkungan hidup untuk kepentingan generasi
masa mendatang.
Brundtland (dalam Supardi, 1994: 205) mengemukakan bahwa
pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai pembangunan untuk memnuhi
kebutuhan sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk
memenuhi kebutuhan mereka.
Undang-Undang No.4 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa: Pembangunan berwawasan
lingkungan adalah upaya sadar dan terencana dalam menggunakan dan mengelola
sumber daya secara bijaksana bagi berbagai kegiatan manusia secara
berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidupnya.
Berdasarkan uraian tersebut, pembangunan berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan lebih menekankan suatu upaya sadar dan terencana
mensinergikan sumber daya manusia, sumber daya alam serta IPTEK secara
bijaksana dan berkesinambungan untuk kepentingan generasi masa datang.
Dari diagram di atas nampak bahwa rencana-rencana pembangunan
merupakan integrasi bidang biogeofisik, sosial ekonomi dan sosial budaya (P).
Bidang biogeofisik menggambarkan kemampuan daya dukung alam (lingkungan) secara
biogeofisik yang memiliki makna totalitas dari unsur-unsur sumber daya alam
yang menunjukkan kemampuan sekaligus keterbatasan untuk mendukung
rencana-rencana pembangunan. Bidang sosial ekonomi dan sosial budaya merupakan
perwujudan dari kemampuan sumber daya manusia. Jika pembangunan hanya 2 bidang
saja (Q,R,S) diperkirakan akan mengandung resiko besar. Ada hal lain yang perlu
pemikiran seperti kemampuan IPTEK yang dapat menjadi sarana untuk memecahkan
permasalahan pembangunan dengan menjadi penghubung antara keselarasan interaksi
3 bidang. Kemampuan IPTEK (garis putus-putus pada bagan) menjadi langkah yang
solutif untuk sebagal masalah. Tetapi jika IPTEK hanya bekerja atau beroperasi
di wilayah 1 bidang dan 2 bidang maka akan menimbulkan resiko yang sangat
besar. Dengan kata lain, IPTEK itu sendiri menjadi solusi yang efektif dan
efesien jika kemampuannya dipergunakan dalam mengatasi keselarasan interaksi 3
bidang (P).
Ciri Pembangunan Berkelanjutan
Menurut Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan,
Pembangunan Berkelanjutan adalah pembangunan yang memnuhi kebutuhan kita
sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Pembangunan berkelanjutan tidak hanya sebatas mengejar
pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan tetapi lebih dari itu
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Upaya pembangunan untuk kesejahteraan manusia tidak
diikuti oleh polusi atau pencemaran yang melampaui ambang batas sebagai akibat
aktivitas pembangunan itu sendiri.
2. Pembangunan tidak mengganggu keseimbangan ekologis,
misalnya pemabngunan pertanian atau pembangunan kota yang mengurangi luas hutan
secara berlebihan, sehingga banyak spesies yang punah
3. Pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui
secara bijaksana.
4. Sumberdaya alam yang dapat diperbaharui dikembangkan untuk
melindungi atau menguranngi penggunaan sumberdaya alam yang tak dapat
diperbaharui dan memberikan kemampuan untuk membangun bagi generasi yang akan
datang.
5. Pemanfaatan kemajuan IPTEK sebagai langkah untuk
mengurangi masalah yang akan muncul sebagai akibat dari pembangunan dengan
memperhatikan keselarasan dan keseimbangan antara 3 bidang.
6. Perencanaan pembangunan yang berlandaskan penelitian dan
riset-riset serta undang-undang yang berlaku dengan tujuan meningkatkan
kesejahteraan manusia.
Bagan diatas menunjukkan bahwa IPTEK menjadi unsur penting
dalam pengelolaan pembangunan berkelanjutan. Dengan pemanfaatan IPTEK akan
mengurangi permasalahan yang ditimbulkan dari pembangungan terutama dalamDepartemen Pekerjaan Umum.
Sumber-sumber
·
Buku Soeriaatmadka tahun 2000
·
Website Departemen Pekerjaan Umum
·
http://thomsonmalau.blogdetik.com/2013/11/16/peran-iptek-dalam-pembangunan-berkelanjutan/
·
Website Kementrian Komunikasi dan
Informasi
·
Website Dinas Pendidikan
·
Google books
·
Kamus Besar Bahasa Indonesia
No comments:
Post a Comment